Cerita 3. Dukungan Pelawak
Selama meliput pemilu presiden, menghadiri acara deklarasi dukungan pelawak terhadap pasangan calon presiden calon wakil presiden nomor urut 2, Joko Widodo – Jusuf Kalla, adalah hal yang paling menyenangkan. Tidak ada ketegangam. Hanya tawa dan canda. Hampir lupa kalau saya sedang tugas meliput :p :p
Acara diadakan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Minggu (1/6). Toto Muryadi alias Tarzan, sebagai juru bicara Paguyuban Seniman Pelawak dan Artis Jakarta mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengatakan, Jokowi-JK mewakili suara rakyat dan bisa memperhatikan seni tradisional dan lawak di Tanah Air.
Dalam acara itu, hadir antara lain Ketua Umum  PKB Muhaimin Iskandar, pelawak Srimulat Tri Retno Prayudati alias  Nunung, Kabul Basuki alias Tessy, Sudarmadji alias Doyok, Kadir, dan  Mamiek Prakoso, serta kader PKB sekaligus pemain sinetron Krisna Mukti  dan model Arzeti Bilbina.
    
Suasana deklarasi dipenuhi guyonan. Saat Tessy  dan Doyok cs di atas panggung, Tarzan tiba-tiba naik dan seolah-olah  bicara dengan seseorang di telepon selulernya. ”Halo, Pak Mahfud? Pak  Mahfud? Maaf, Pak. Saya tetap pilih Jokowi-JK, Pak. Tidak bisa pilih  yang lain,” katanya. 
Saat ditanya dengan siapa dia bicara, Tarzan  mengatakan, dia bicara dengan Mahfud, ketua rukun tetangga di rumahnya. (LOOOL)
Muhaimin juga menimpali, seolah-olah bicara  dengan seseorang lewat teleponnya. ”Halo, Pak Susilo? Pak Susilo ya?  Maaf, Pak, pilihan saya tetap ke Jokowi-JK,” ujarnya, seraya  menjelaskan, Susilo yang dimaksud adalah tetangganya di Ciganjur. 
LOOOOOL…… benar-benar guyonan ala srimulat!!
Oya, siang itu entah kenapa saya  melihat ada yang berbeda dari  Mamiek Prakoso. Tidak tahu feeling atau apa, saya merasa kok sepertinya MamieK akan ‘pergi’ ya. Hmmm…. 
Feeling itu saya dapatkan karena berbeda dengan kawan-kawannya, Mamiek terlihat lebih bijaksana. Dia memberi banyak masukan untuk kemajuan Indonesia. Walaupun masukannya itu ditanggapi dengan candaan oleh teman-temannya, tetapi Mamiek terlihat berbeda dan agak pucat. 
Dalam deklarasi itu, Mamiek menyatakan ingin perubahan untuk Indonesia. Selama ini seniman tradisional tidak pernah diperhatikan. Buktinya ludruk, ketoprak, lenong, tidak mendapat perhatian cukup.  “Kita punya harapan supaya Indonesia hebat dan seni tradisi diperhatikan,” jelasnya.
Beberapa hari lalu Mamiek betul-betul pergi. My deep condolence for our loss. Semoga harapan Mamiek bisa menjadi kenyataan. Amiin.
Salam ngelawak!