#SerbaserbiPilpres: Hatta Rajasa

Cerita 2. Hatta Rajasa.

Sebagai pendatang baru di dunia perpolitikan Tanah Air (halah!) Saya tidak terlalu mengenal Hatta Rajasa. Saya hanya tahu beberapa berita tentang dirinya, mayoritas adalah berita negatif (terutama setelah anaknya dinyatakan bersalah dalam kecelakaan yang menewaskan dua orang sekaligus awal tahun 2014 lalu).

Dalam acara debat pilpres, Hatta Rajasa menyebut penegakan hukum di Indonesia “tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah”. Menurut Hatta, para penegak hukum tidak boleh bersikap diskriminatif kepada warga negara. Ya, seperti yang kita tahu, banyak elit politik, tokoh masyarakat, tokoh tokoh partai, yang hanya dijerat hukuman ringan padahal melakukan kejahatan berat seperti korupsi. Sedangkan masyarakat biasa, mendapat hukuman berat hanya karena “maling ayam”.

Pernyataan Hatta Rajasa menuai kritik tajam. Banyak orang, melalui media sosial, membully dia. Mereka mengatakan, “Persis seperti apa yang terjadi pada anaknya. Dihukum ringan, padahal menewaskan orang tidak bersalah. Mentang-mentang anak tokoh politik,” begitu kata banyak orang.

Terlepas dari berita-berita negatif tentang Hatta Rajasa, siang itu saya melihat Hatta sebagai manusia utuh. Hatta menghadiri pengajian akbar dalam rangka Milad 15 Tahun Pesantren Daarut Tauhiid pimpinan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) di di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (29/6).

Dalam kesempatan itu, Hatta menyatakan siap bekerja keras membawa manfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. ”Membawa manfaat bisa tercapai apabila kita memiliki kapasitas ilmu, selalu berzikir, tangguh, dan ikhtiar mencapai tujuan,” kata Hatta.

Hadir dalam pengajian ini Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid dari Dewan Pakar Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Arief Rachman, dan Wali Kota Bogor Arya Bima.
Dalam pertemuan itu, Aa Gym bertanya kepada Hatta, “Bagaimana kalau tidak terpilih sebagai wakil presiden?”  
Hatta menjawab, “Tidak apa-apa. Tenang saja. Relaks saja.”

“Tetap siap bekerja untuk orang lain?” tanya Aa Gym.

“Siap,” jawab Hatta.

Pernyataan Hatta disambut tepuk tangan umat muslim yang hadir. Siang itu, saya merasa dunia politik tidak sepanas biasanya. Ada kesejukan yang hadir bila hati kita dipenuhi ketulusan dan kelegowoan.

Sayangnya, situasi itu berbeda  dengan apa yang terjadi saat ini, terutama sesaat setelah Komisi Pemilihan Umum menyatakan siapa pasangan calon presiden yang mendapat suara terbanyak. Reaksi yang muncul di lapangan beragam….. banyak yang senang, tetapi ada juga yang tidak terima, marah, menyalahkan KPU, mengancam akan menculik Ketua KPU, memilih menarik diri dari pilpres, mengajukan protes,……. udara jadi terasa panas.

Sebaiknya kita ingat kata Hatta Rasaja, “… Tenang saja. Relaks saja.”
Selamat mencari kesejukan! 🙂

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*