March 2016

Timbunan sampah sering dianggap tak berguna! Selain bentuknya yang menjijikan, beraroma busuk, keberadaannya pun sering diiringi dengan kehadiran lalat, tikus, dan bakteri perusak kesehatan.

Di Bukit Mokkatam, Old Kairo, Mesir, timbunan sampah adalah jantung warga. Di sana, belasan ribu pemulung hidup dengan mengais sampah. Mereka mengolah sampah menjadi benda-benda yang bernilai dan mendatangkan keuntungan finansial. Di Bukit Mokkatam pula, sebuah gereja megah berdiri di atas timbunan sampah. Di gereja itu, keajaiban Allah pernah hadir!

Joppy Taroreh, pemimpin rombongan ziarah mengatakan, pada abad ke-10, Bukit Mokkatampernah berguncang karena gempa bumi hebat. Tradisi mengatakan, saat itu, ada perdebatan sengit antara khalifa Mesir bernama AL-Mui’z Li Din Allah dengan Pastor Abraham bi Zara. Dalam perdebatannya, Abraham seperti tak terbantahkan. 

Khalifa AL-Mui’z Li Din Allah ingin membalas dengan mengutip ayat yang tertulis dalam kitab suci: “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Mat 17:20)

Khalifah meminta Abraham membuktikan kebenaran ayat itu. Dia memandang hal ini sebagai kesempatan yang bagus untuk menghilangkan gunung yang sering merusak pandangannya. Pada saat yang sama, jika Kristen tidak dapat membuktikan keajaiban itu, maka agama yang dianut Khalifah adalah agama yang benar.

Bukit Mokattam

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andre.jayaprana/gereja-terbesar-di-timur-tengah-itu-adalah-gereja-sampah_54f448c77455137e2b6c8af7

Bukit Mokattam

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andre.jayaprana/gereja-terbesar-di-timur-tengah-itu-adalah-gereja-sampah_54f448c77455137e2b6c8aSetelah makan malam, saya mengunjungi Gereja El Kharaz atau Gereja St Ibram Ibnu Zaara El Soriany di Bukit Mokkatam. Orang Indonesia lebih sering menyebut gereja koptik tua atau gereja koptik ortodoks itu sebagai Gereja Mukjizat atau Gereja Sampah. Gereja terbesar di Kota Kairo itu memang berdiri di atas timbunan sampah!

Untuk membuktikan keajaiban itu, orang buta bernama Simon Tanner meminta Abraham bi Zara berdoa dan berpuasa. Simon meminta Abraham berdoa “Ya Tuhan, kasihanilah kami” sebanyak tiga kali serta membuat salib di atas gunung tersebut.
Setelah berdoa dan mengikuti apa yang diminta Simon, tiba-tiba tempat itu terguncang hebat. Gunung Mukhatam terangkat dan berpindah sejauh tiga kilometer ke arah barat. Sejak kejadian itu, sosok Simon menghilang dan tidak pernah ditemukan.

Kini di atas Bukit Mokkatam berdiri tiga gereja megah, salah satunya bisa menampung lebih dari 10.000 umat. Dinding dan atap gereja itu terbuat dari reruntuhan batu goa. Puluhan peziarah mengikuti misa di dalam goa. Cahaya remang-remang bersinar di antara para peziarah.

Dalam renungan, usai misa, Pak Joppy menceritakan mukjizat yang pernah dialaminya. Suatu hari, saat hendak pergi memimpin retret, sekujur tubuh ayah satu anak itu mendadak tak bisa digerakkan. Oleh dokter dia dinyatakan mengalami gejala stroke ringan. Karena harus memimpin retret, Pak Joppy dan istrinya berdoa memohon kesembuhan. Tanpa mengkonsumsi sebutir pun obat, pelan-pelan tubuhnya bisa kembali bergerak. Hingga 10 tahun kemudian, stroke yang diprediksi dokter kian parah, hingga sekarang tak menyisakan jejak. “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, takkan ada yang mustahil bagimu,” kata Pak Joppy, mengutip isi kitab suci.

Di Bukit Mokkatam, saya berjumpa dengan puluhan anak kecil yang bermain sepak bola di atas timbunan sampah. Di antara gang-gang pemukiman, kelompok pemuda berkumpul menikmati sisha,  beberapa orang tua berbincang santai di atas trotoar. Meski tinggal di antara bukit sampah, kehidupan berjalan seperti biasa. Karena bagi mereka yang percaya, kehidupan itu sendiri adalah mukjizat.

(Denty Piawai Nastitie)

 

 

Read more