[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”][fusion_text]
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.” – Mark Twain
1. Papua Barat >> Sorong, Raja Ampat (18-22 Februari)
Salah satu keuntungan kerja sebagai jurnalis adalah bisa jalan-jalan tanpa mengeluarkan biaya! Sangat beruntung awal tahun lalu dapat kesempatan liputan ke Papua Barat untuk ngikutin kegiatan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri. Tiket pesawat pergi-pulang, peninapan, makan, dan jajan sudah disiapkan pihak pengundang dan kantor tempat saya kerja… asyikk kaan?
Berangkat dari Jakarta dengan penerbangan malam. Di bandara, saya bertemu wartawan Tempo, Hussein Abri Yusuf. Begitu tahu kami satu tim, langsung kegirangan!! Hahahahaha…. Enaknya kalau tugas dinas ke luar kota bersama wartawan yang sudah dikenal adalah: enggak perlu jaim-jaim lagi. Bersama Hussein, kami langsung sepakat: pokoknya kita harus jalan-jalan dan foto-foto yaaa! Enggak peduli Papua Barat super panas bagaikan matahari ada tiga, kami mah hepi-hepi ajaa… 😀
Liputan bersama Pak Menteri hanya dua hari, karena pas dapat jatah libur, sisa dua hari dimanfaatkan untuk jalan-jalan di Raja Ampat. Banyak yang bilang kalau Raja Ampat itu supeerrr mahall?? Ahh macaa ciihhh??? Kapan-kapan saya ceritakan soal perjalanan di Raja Ampat plus tips and trick supaya perjalanan murah yaa… Hehehee…
2. Flores >> Labuan Bajo, Pulau Komodo, Waerebo (1 – 10 Mei)
Wah! Saya belum pernah nulis tentang perjalanan ini yaaa…, yang jelas banyak dramanyaa… Hahahhaa… Saya jalan bareng wartawan Kompas, Theodora Agnes, dan (lagi-lagi) wartawan Tempo, Hussein Abri Yusuf. Kami khusus mengambil jatah cuti untuk menyusuri pegunungan dan menyelam di laut yang membentang di Flores. Rencananya sih pengen sampai Sumbawa, tapi apa dayaa…. Waktu sepertinya tidak memungkinkan untuk terlalu lama meninggalkan Jakarta.
Meskipun jalan bertiga, di Flores kami bertemu dengan teman-teman baru (yang kami sebut geng cumi >> I promise, di next blog posting bakal diceritain!). Perjalanan ini menarik bukan semata karena keindahan alam atau keramahan penduduk lokal, buat saya, perjalanan ini mengajarkan mengenai persoalan sosial, ekonomi, budaya, politik, masyarakat setempat mengingat banyak pulau di Flores sudah dikuasai orang asing. Sedih yaaa,… kita sudah banyak mengunjungi tempat yang begitu indah sehingga tergerak memamerkan foto-foto di Instagram, tetapi pernah gak sih kita berpikir mengenai kondisi masyarakat setempat? Apakah pariwisata sudah bisa menggerakkan perekonomian masyarakat? Hmmm….
4. Mendaki Gunung Merbabu (25-28 Desember)
Dari pertengahan tahun hingga akhir 2016, saya melakukan beberapa perjalanan pendek ke Bali, Palembang, Blora, dan daerah-daerah di Jawa Barat. Tetapi, perjalanan itu murni kerjaan… ditambah berbagai kehebohan karena padatnya jadwal liputan, ajang paling besar dan cukup menyita waktu adalah Olimpiade Rio de Janeiro dan PON Jabar 2016. Sebagai prajurit, saya dedikasi waktu dan tenaga untuk (seperti kata Jokowi) kerja… kerja… dan kerja…
Setelah events kelar, baru boleh cuti, horeee!!! Akhir tahun, saya cuti ke Yogyakarta karena kakak saya menikah. Rencananya sih cuti 14 hari, jadi pekan kedua bisa naik kereta ke Banyuwangi, lalu nyeberang laut menuju Bali, kemudian mendaki Gunung Agung. Tetapi, apa daya… sebagai prajurit hanya dikasih libur 10 hari, jadi cuma bisa stay di Yogya dan sekitarnya saja.
Walaupun waktu terbatas, bukan berarti enggak bisa explore wisata dongg yaaa? Jadi, ketika teman SMA saya, Rhesa, ngajak naik Gunung Merbabu, saya langsung setuju! Pertama, karena lokasinya masih di Jawa Tengah, jadi enggak memakan waktu perjalanan cukup lama! Kedua, ini merupakan perjalanan memandang massa lalu… hahahah… Saya sudah pernah naik Gunung Merbabu, bersama mas mantan empat tahun lalu, tetapi enggak sampai puncak… kali ini saya putuskan kembali kembali ke Merbabu… Seperti menoleh ke masa lalu, perjalanan, meskipun dilakukan di tempat yang sama, selalu menawarkan sudut pandang berbeda. (Baca: Menerjang Badai di Puncak Gunung Merbabu).
–
Oya, btw gimana liburan teman-teman? Pada kemana saja? Cerita doongg… dan pliss kasih rekomendasi untuk perjalanan 2017, saya sih kepikiran naik Gunung Semeru, menyelam di Wakatobi, dan city tour di Eropa… Maybe kita bisa jalan bareng? Let me know yaaa…. 🙂
Jakarta, 01-07-2017
[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]