Saya tidak tahu siapa itu Patricia Poole atau Terry, atau nama-nama lain yang tercetak dalam bangku taman sekitar Dunstable Downs. Satu hal yang saya tahu pasti, mereka, siapapun itu.. yang nama-nya tercetak di sana, sangat mencintai dunstable downs semasa hidupnya sehingga terekamlah kehadiran mereka di sana untuk menemani orang-orang yang rindu akan sunyi.
*
Hasil yang kami jumpai sepadan dengan usaha yang kami lakukan. Saya menjumpai Dunstable Downs berwarna hijau dengan kabut putih yang begitu indah….. Udara sore itu sejuk, cukup menyenangkan.
Saya menoleh ke arah Jordan. Dia pun terpana memandang Dunstable Downs. Mata-nya terbelalak, “Wow…” katanya. Kami tidak terlalu lama menikmati Dunstable Downs karena sesuai perhitungan, kami harus mengejar jadwal bis terakhir. Selain itu udara semakin dingin sehingga rasa-nya terlalu memaksa jika kami tetap bertahan di sana dalam balutan jaket yang tipis ini.
Dalam perjalanan pulang, Jordan berkata berkata: terimakasih untuk mengajari saya hal penting, berhenti mengeluh dan tetap tersenyum.. seperti apa yang selalu kamu lakukan.
Jordan, Jordan….. kapan-kapan kita jalan lagi, ya? 🙂 🙂
_
Pendakian Dunstable Downs saya lakukan pada bulan Agustus, 2010. Saat itu saya bergabung dalam program Global Xchange (GX) – British Council. Jordan adalah salah seorang volunteer dari total 17 orang (7 orang Inggris dan 10 orang Indonesia) volunteer GX.
Pendakian ini salah satu pengalaman indah selama saya tinggal di Inggris. Saya ingat sekali kami berlari membeli makanan dan pulsa sebelum naik bis. Bis selalu datang tepat waktu dan kami hanya memiliki waktu 2 menit untuk belanja kebutuhan sebelum akhirnya bis datang. Sambil ngos-ngosan, akhirnya kami bisa masuk bis. Sesaat sebelum bis itu berjalan.
Cerita paling kocak adalah saat kami turun dari Dunstable Downs. Saat itu karena sudah kelelahan berjalan, kami memutuskan untuk menumpang mobil yang melintas, tapi mereka semua menolak. Emang agak aneh sih memberi tumpangan orang asing. Lalu tidak sengaja kami melihat “mobil goyang” yang lagi asik di pojokan jalan. Hahahaha.
Saya katakan pada Jordan, “Biasanya, 2 manusia yang habis “asik-asik-an” akan menjadi lebih bahagia. Orang bahagia biasanya jadi baik. Kalau mereka baik, pasti mereka mau memberi kita tumpangan.”
Jordan tertawa, tapi kata-kata saya terbukti.